Assalamu'alaikum..... Sampurasun.... Setiap menjelang lebaran ada tradisi khusus di masyarakat Subang, Jawa Barat. namanya tukar rantang ( Nganteuran) mulai sepuluh hari menjelang lebaran, atau disebut tanggal likuran. Biasanya paling banyak pada tanggal-tanggal ganjil Ramadan, seperti tanggal 21, 23, 25, 27 dan 29 Ramadan, hari sebelum hari Lebaran.
Tukar rantang adalah tradisi saling tukar makanan atau masakan yang disimpan di dalam rantang susun. Tradisi ini dilakukan antara saudara dekat kalau dengan tetangga tidak pakai rantang, tapi pakai piring atau tukar piring hehehe. Biasanya yang mengantar adalah saudara paling muda ke saudara tua, adapun isi hantaran yang diberikan berisi makanan seperti nasi lengkap dengan lauk-pauknya termasuk sayurnya atau lodeh. Ada juga ayam panggang atau bakakak.
Yang diberi hantaran rantang akan membalas hantaran. Tentu saja isinya sama, nasi lengkap dengan lauk-pauknya dan lodehnya.
Selain membalas dengan nasi dan lauk pauk,
biasanya ada juga angpau atau amplop yang berisi uang yang disisipkan, makanya kalau mau hantaran ( nganteuran) rantang mending bawa anak kalau anaknya punya 4 ya bawa semua hehe , biar ndak malu nerimanya hehehe...
Isi amplop beragam, mulai dari Rp 5.000 sampai dengan Rp 50.000 atau pun Rp 100.000, tergantung pada tebal tipisnya isi dompet orang yang diberi hantaran hehehe.
Nah dikarenakan ada angpau, tradisi tukar rantang ini dimanfaatkan sejumlah anak kecil untuk mengumpulkan bekal untuk lebaran. Maklum saja, semakin banyak orang yang diberi hantaran, akan semakin banyak angpau yang diperoleh
Seperti anak anak di lingkungan rumah mamang dia mengaku, dari tradisi tukar rantang bisa mengumpulkan angpau dengan nilai Rp 300.000 hingga 500.000.
"Sejak kapan tukar rantang dimulainya n tidak ada yang tahu. Namun masyarakat Subang mempercayai, tradisi tukar rantang ini sebagai cara untuk menjaga jalinan silaturahim di antara keluarga atau pun kerabat."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar