Kamis, 22 Agustus 2013

Tabuh Lesung dan ngiring beas diacara khitanan di Subang

Assalamu'alaikum..... Sampurasun.... Rampes.. Tabuh Lesung dilakukan setiap mengawali sebuah hajatan di sebuah desa, itu juga yang masih melestarikannya. Tradisi tabuh lesung ini merupakan tradisi turun temurun dan ditujukan sebagai pengumuman atau woro-woro, beja – beja, bewara ke para tetangga .
Ini lesung bukan punya sendiri, tapi dapat pinjam dari Wa Encam hehehe



Lesung yang biasanya digunakan petani untuk menumbuk padi ini,bentuknya panjang sekitar 3 – 4 Meter sedangkan lebarnya 0,40 – 0,50 Meter, kalau mau jelas ya harus melihat langsung lesungnya hehehe...  Meskipun sekarang sudah langka, tinggal satu dua atau tiga orang yang mesih memilikinya, berubah menjadi alat musik yang merdu didengar dan mempunyai seni. Bahkan suara lesung ini bisa di dengar dari jarak yang cukup jauh melebihi pengeras suara, toa mesjid misalnya hehe. Sebagai tradisi, dengan adanya tabuh lesung ini maka masyarakat sekitar akan segera mengetahui jika ada warga yang tengah melaksanakan hajatan langsung pabeja - beja.
Nah pada saat lesung ditabuh biasanya pengantin sunat juga melakukan ngiring beas yang dipimpin oleh paraji atau tetua kampung atau pemandu gusaran, ngiring beas yaitu ngelilingi rumah yang punya hajatan sebanyak 7 kali, tapi rumah mamang depan belakang di pagar hehehe... Ya cuma muter - muter area lesung saja, katanya sama saja, kan muter - muter juga eheheh.
Untuk lebih jelasnya, yuk kita simak vidio tabuh lesung dan ngiring beasnya, ini vidio diambil pada acara hajatan khitanan putra mamang ( Gugum Gumilang ) pada 16 Agustus 2009 di Kampung Gardu 1, Desa Bendungan, Kecamatan Pagaden Barat, Subang, Jawa Barat, Indonesia.... Merdeka... heheheh, anak mamang pas kelas 1 SD, ya di SDN Gardu Mukti. Cuma baru di Publikasikan sekarang di You Tube di alamat http://youtu.be/cTGFfqk6gGw

Tidak ada komentar:

Posting Komentar