Assalamu'alaikum..... Sampurasun.... Rampes... Ini adalah cerita upacara mengandung empat bulanistriku. Dilakukan sebagai pemberitahuan kepada tetangga dan kerabat bahwa perempuan itu sudah betul-betul hamil karena pada usia kehamilan empat bulanitulah saat ditiupkannya roh pada jabang bayi oleh Allah SWT.
Di dalam upacara ini diadakan pengajian membaca ayat-ayat Al-Quran surat Yusuf, surat Lukman dan surat Maryam. Sebagai jamuan adalah buah – buahan empat macam, umbi – umbian empat macam. Ternyata cukup banyak juga yang hadir sekitar 100 orang lebih sampai di dalam rumah tempatnya tidak cukup terpaksa sebagian pengajian di lakukan di luar rumah dengan menggelar tikar.
-Buah - buahan empat rupa
-Umbi - umbian empat rupa
-Rujak yang terbuat dari empat macam buah
-Kain samping empat lembar
-Belut empat ekor
Ibu yang sedang hamil tadi dimandikan oleh 4 orang keluarga dekat yang dipimpin seorang Ustadz secara bergantian dengan menggunakan 4 lembar kain batik ( kain Samping ) yang belum pernah di pakai sebelumnya atau masih baru. dipakai bergantian setiap guyuran dengan air kembang 4 rupa. Dimasukan belut kedalam kendi ( guci ) dan airnya diguyurkan ke kepala ibu hamil, hal ini dimaksudkan agar bayi yang akan dilahirkan dapat berjalan lancar (licin seperti belut). Bersamaan dengan jatuhnya belut, kendi tersebut di pecahkan oleh saya, serta kelapa gading pun dibelah dengan golok. Hal ini dimaksudkan agar bayi yang dikandung dan orang tuanya dapat berbuat baik lahir dan batin, seperti keadaan kelapa gading warnanya elok, bila dibelah airnya bersih dan manis. Itulah perumpamaan yang diharapkan bagi bayi yang dikandung supaya mendapatkan keselamatan dunia-akhirat.
Sesudah selesai dimandikan istriku didandani dibawa menuju ke tempat rujak yang di buat dari empat macam buah tadi yang sudah dipersiapkan. Kemudian disuruh menjual rujak itu kepada anak-anak dan para tamu yang hadir dalam upacara itu, dan mereka membelinya dengan menggunakan genteng yang sudah dibentuk bundar seperti koin. Apabila rujak tersebut enak maka diyakini bahwa anak yang dikandungnya adalah perempuan dan apabila rasa rujak tersebut hambar dan kurang enak maka diyakini bayi yang dikandungnya adalah laki – laki ( tetapi ini cuma mitos ). Setelah rujak habis terjual selesailah serangkaian upacara adat empat bulanan. Mungkin upacara ini di setiap daerah berbeda – beda
Di dalam upacara ini diadakan pengajian membaca ayat-ayat Al-Quran surat Yusuf, surat Lukman dan surat Maryam. Sebagai jamuan adalah buah – buahan empat macam, umbi – umbian empat macam. Ternyata cukup banyak juga yang hadir sekitar 100 orang lebih sampai di dalam rumah tempatnya tidak cukup terpaksa sebagian pengajian di lakukan di luar rumah dengan menggelar tikar.
Perlengkapan Upacara Empat Bulan
-Buah - buahan empat rupa
-Umbi - umbian empat rupa
-Rujak yang terbuat dari empat macam buah
-Kain samping empat lembar
-Belut empat ekor
-Bunga empat rupa
Di samping itu dipersiapkan pula peralatan untuk upacara memandikan ibu hamil , dan yang utama adalah rujak yang terdiri dari 4 macam buah-buahan. Ibu yang sedang hamil tadi dimandikan oleh 4 orang keluarga dekat yang dipimpin seorang Ustadz secara bergantian dengan menggunakan 4 lembar kain batik ( kain Samping ) yang belum pernah di pakai sebelumnya atau masih baru. dipakai bergantian setiap guyuran dengan air kembang 4 rupa. Dimasukan belut kedalam kendi ( guci ) dan airnya diguyurkan ke kepala ibu hamil, hal ini dimaksudkan agar bayi yang akan dilahirkan dapat berjalan lancar (licin seperti belut). Bersamaan dengan jatuhnya belut, kendi tersebut di pecahkan oleh saya, serta kelapa gading pun dibelah dengan golok. Hal ini dimaksudkan agar bayi yang dikandung dan orang tuanya dapat berbuat baik lahir dan batin, seperti keadaan kelapa gading warnanya elok, bila dibelah airnya bersih dan manis. Itulah perumpamaan yang diharapkan bagi bayi yang dikandung supaya mendapatkan keselamatan dunia-akhirat.
Sesudah selesai dimandikan istriku didandani dibawa menuju ke tempat rujak yang di buat dari empat macam buah tadi yang sudah dipersiapkan. Kemudian disuruh menjual rujak itu kepada anak-anak dan para tamu yang hadir dalam upacara itu, dan mereka membelinya dengan menggunakan genteng yang sudah dibentuk bundar seperti koin. Apabila rujak tersebut enak maka diyakini bahwa anak yang dikandungnya adalah perempuan dan apabila rasa rujak tersebut hambar dan kurang enak maka diyakini bayi yang dikandungnya adalah laki – laki ( tetapi ini cuma mitos ). Setelah rujak habis terjual selesailah serangkaian upacara adat empat bulanan. Mungkin upacara ini di setiap daerah berbeda – beda
Terima kasih sebelumnya untuk kritik dan komentarnya.
Salam menulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar