Assalamu'alaikum..... Sampurasun.... Rampes... Jalan - jalan kali ini Mamang sambil bekerja juga... karena lokasi pekerjaan berada di Duri - Pekanbaru, meskipun agak jauh tapi ada seorang teman yang asli orang Padang, sekalian main kerumahnya begitu... heheheh .... Melewati Jalan berliku yang sering di sebut kelok sembilan karena kelokannya ada sembilan saya tidak tauhu ini lokasinya berada didaerah mana.
Pantai Air Manis, Padang, Sumatra Barat. Merupakan Objek wisata pantai sekaligus rekreasi keluarga itu terletak 15 kilometer dari pusat Kota Padang, selalu ramai dikunjungi wisatawan setiap minggu untuk melihat sosok Malin Kundang yang dikutuk jadi batu oleh ibunya karena durhaka sesuai cerita legenda moral masyarakat Minang Kabau.
Konon kabarnya, batu besar yang tersebar di lokasi ini ukurannya kurang lebih 50 meter persegi tersebut merupakan kapal besar dan jasad Malin Kundang yang terdampar telah berubah menjadi batu.
Tidak hanya tubuh Malin Kundang yang berubah menjadi batu, tetapi semua isi kapalnya juga ikut berubah menjadi batu... sungguh menakjubkan
Begini kisah Ceritanya
Malin Kundang
Dahulu, di daerah pesisir Sumatra, hiduplah keluarga yang sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan seorang anak laki-laki yang diberi nama Malin Kundang. Karena kehidupan mereka di pantai pesisir, membuat mereka menjadi kesusahan untuk mencari nafkah. Akhirnya ayah dari Malin Kundang memutuskan untuk mengarungi samudra yang luas.
Setelah tahun berganti tahun, Ayah Malin Kundang tak juga kunjung kembali ke rumahnya. Sehingga ibunya harus bekerja keras demi Malin Kundang.
Malin Kundang termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. Ia sering mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin Kundang sedang mengejar ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena batu. Luka tersebut menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa hilang.
Setelah beberapa waktu berlalu dan Malin Kundang telah tumbuh menjadi dewasa, melihat ibunya yang bekerja keras untuk keperluan keluarga nya, Malin Kundang merasa kasihan dan Ia berpikir untuk pergi mencari nafkah di negeri seberang. Malin Kundang tertarik mendengar cerita dan ajakan dari nakhoda kapal dagang yang sekarang telah menjadi orang kaya raya. Setelah berfikir cukup lama, akhirnya Malin Kundang memberi tahu keinginannya tersebut kepada ibunya. Karena Malin Kundang bersikeras akan tekatnya, makanya Ibu Malin Kundang akhirnya mengijinkan dia pergi dengan berat hati.
Setelah persiapan selesai, Maling Kundang langsung melakukan perjalanan. Di tengah pelayaran di laut, tiba – tiba ada kapal bajak laut yang menyerang kapal yang dia tumpangi. Semua barang dagangan dirampas, para awak kapal dibunuh. Tetapi keberuntungan masih berpihak kepada Malin Kundang, dia selamat karena ketika peristiwa itu terjadi, Malin Kundang bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu.
Di tengah laut yang ganas, Malin Kundang terkatung-katung. Hingga akhirnya dia terdampar di sebuah pulau dan di tolong oleh seseorang yang berada di desa tersebut.
Setelah selamat dari segala bahaya yang menimpa dia, Malin Kundang masih ingat akan keinginannya dulu yaitu menjadi orang kaya dan sukses. Dengan kegigihan dan keuletannya Malin Kundang dengan waktu yang tidak lama dia berhasil menjadi orang yang kaya raya. Malin Kundang juga mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.
Berita akan kesuksesan Malin Kundang terdengar oleh Ibu Malin Kundang. Ibu Malin Kundang menjadi merasa sangat bahagia dan bersyukur anaknya telah berhasil. Sejak saat itu, ibu Malin Kundang setiap hari pergi ke dermaga, menantikan anaknya pulang ke kampung halamannya.
Dan tidak lama setelah itu terlihatlah sebuah kapal datang ke dermaga tempat kampung halaman Malin Kundang. Malin Kundang, beserta anak buah dan istrinya turun dari kapal. Ia disambut oleh seorang perempuan yang sebetulnya adalah ibunya. Begitu melihat belas luka yang ada di lengannya wanita itu langsung memeluk MalinKundang. Tetapi Malin Kundang segera melepaskan pelukan ibunya dan mendorongnya hingga terjatuh.
“Wanita tidak tahu malu, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku”, kata Malin Kundang kepada ibunya. karena malu dengan ibunya yang sudah tua dan mengenakan baju compang-camping, Malin Kundang pura-pura tidak mengenali ibunya. Malin Kundang juga menghina ibunya sebagai pengemis yang menginginkan hartanya.
Mendengar perkataan Malin Kundang, ibunya menjadi sangat sedih. Karena kesedihan dan kemarahannya ibu Malin Kundang menengadahkan tangannya sambil bersumpah “Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu”. Tidak lama setelah perkataan ibu Mulin Kundang tersebut, kemudian angin kencang datang dan Seketika itu juga tubuh Malin Kundang perlahan – lahan menjadi kaku dan berubah bentuk menjadi sebuah batu karang.
Pantai Air Manis, Padang, Sumatra Barat. Merupakan Objek wisata pantai sekaligus rekreasi keluarga itu terletak 15 kilometer dari pusat Kota Padang, selalu ramai dikunjungi wisatawan setiap minggu untuk melihat sosok Malin Kundang yang dikutuk jadi batu oleh ibunya karena durhaka sesuai cerita legenda moral masyarakat Minang Kabau.
Konon kabarnya, batu besar yang tersebar di lokasi ini ukurannya kurang lebih 50 meter persegi tersebut merupakan kapal besar dan jasad Malin Kundang yang terdampar telah berubah menjadi batu.
Tidak hanya tubuh Malin Kundang yang berubah menjadi batu, tetapi semua isi kapalnya juga ikut berubah menjadi batu... sungguh menakjubkan
Begini kisah Ceritanya
Malin Kundang
Dahulu, di daerah pesisir Sumatra, hiduplah keluarga yang sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan seorang anak laki-laki yang diberi nama Malin Kundang. Karena kehidupan mereka di pantai pesisir, membuat mereka menjadi kesusahan untuk mencari nafkah. Akhirnya ayah dari Malin Kundang memutuskan untuk mengarungi samudra yang luas.
Setelah tahun berganti tahun, Ayah Malin Kundang tak juga kunjung kembali ke rumahnya. Sehingga ibunya harus bekerja keras demi Malin Kundang.
Malin Kundang termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. Ia sering mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin Kundang sedang mengejar ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena batu. Luka tersebut menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa hilang.
Setelah beberapa waktu berlalu dan Malin Kundang telah tumbuh menjadi dewasa, melihat ibunya yang bekerja keras untuk keperluan keluarga nya, Malin Kundang merasa kasihan dan Ia berpikir untuk pergi mencari nafkah di negeri seberang. Malin Kundang tertarik mendengar cerita dan ajakan dari nakhoda kapal dagang yang sekarang telah menjadi orang kaya raya. Setelah berfikir cukup lama, akhirnya Malin Kundang memberi tahu keinginannya tersebut kepada ibunya. Karena Malin Kundang bersikeras akan tekatnya, makanya Ibu Malin Kundang akhirnya mengijinkan dia pergi dengan berat hati.
Setelah persiapan selesai, Maling Kundang langsung melakukan perjalanan. Di tengah pelayaran di laut, tiba – tiba ada kapal bajak laut yang menyerang kapal yang dia tumpangi. Semua barang dagangan dirampas, para awak kapal dibunuh. Tetapi keberuntungan masih berpihak kepada Malin Kundang, dia selamat karena ketika peristiwa itu terjadi, Malin Kundang bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu.
Di tengah laut yang ganas, Malin Kundang terkatung-katung. Hingga akhirnya dia terdampar di sebuah pulau dan di tolong oleh seseorang yang berada di desa tersebut.
Setelah selamat dari segala bahaya yang menimpa dia, Malin Kundang masih ingat akan keinginannya dulu yaitu menjadi orang kaya dan sukses. Dengan kegigihan dan keuletannya Malin Kundang dengan waktu yang tidak lama dia berhasil menjadi orang yang kaya raya. Malin Kundang juga mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.
Berita akan kesuksesan Malin Kundang terdengar oleh Ibu Malin Kundang. Ibu Malin Kundang menjadi merasa sangat bahagia dan bersyukur anaknya telah berhasil. Sejak saat itu, ibu Malin Kundang setiap hari pergi ke dermaga, menantikan anaknya pulang ke kampung halamannya.
Dan tidak lama setelah itu terlihatlah sebuah kapal datang ke dermaga tempat kampung halaman Malin Kundang. Malin Kundang, beserta anak buah dan istrinya turun dari kapal. Ia disambut oleh seorang perempuan yang sebetulnya adalah ibunya. Begitu melihat belas luka yang ada di lengannya wanita itu langsung memeluk MalinKundang. Tetapi Malin Kundang segera melepaskan pelukan ibunya dan mendorongnya hingga terjatuh.
“Wanita tidak tahu malu, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku”, kata Malin Kundang kepada ibunya. karena malu dengan ibunya yang sudah tua dan mengenakan baju compang-camping, Malin Kundang pura-pura tidak mengenali ibunya. Malin Kundang juga menghina ibunya sebagai pengemis yang menginginkan hartanya.
Mendengar perkataan Malin Kundang, ibunya menjadi sangat sedih. Karena kesedihan dan kemarahannya ibu Malin Kundang menengadahkan tangannya sambil bersumpah “Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu”. Tidak lama setelah perkataan ibu Mulin Kundang tersebut, kemudian angin kencang datang dan Seketika itu juga tubuh Malin Kundang perlahan – lahan menjadi kaku dan berubah bentuk menjadi sebuah batu karang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar